GAGAL
GINJAL KRONIK
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Gagal ginjal
kronik adalah suatu keadaan total/hampir total, hilangnya kemampuan ginjal
untuk menegluarkan sisa produksi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
air.
Gagal ginjal kronik (GGK)
GGK adalah suatu keadaan dimana fungsi filtrasi glomekolus dan timbul
bila ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan konsisten dengan
kehidupan dan bila kembalinya fungsi tidak diharapkan.
Penyakit ginjal kronik adalah penyakit ginjal tahap akhir. Mencakup kehilangan
fungsi nefron profesik dan tidak dapat pulih.
Gagal ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang menahun yang
umumnya tidak keversirel dan cukup lanjut. Menurunnya fungsi glomekolus dapat
berlangsung berbulan-bulan sampai tahun dan melalui tahapan-tahapan yaitu :
1.
Decrese Renal reserve.
-
fungsi ginjal 40 – 70 % normal.
-
Kapak ureum dan kreatinin dalam batas normal
-
Saringan ginjal mengalami kerusakan 50-60 % (ginjal
masih berfungsi normal sampai kerusakan 80 %)
2.
Renal Incufficiency
-
Fungsi ginjal 20 –40 % dari fungsi nefron
-
Fungsi filtrasi menurun
-
Fungsi eksresi dan non eksresi terganggu.
-
Ureum kreatinin meningkat
-
Nocturia, poliuria, anemia.
3.
Loud Stage Renal Disease.
-
Fungsi ginjal kurang 15 %
-
Pengaturan hormon dan pengeluaran zat yang tidak
diperlukan terganggu
-
Keseimbangan cairan dan elektrolit terganggu
-
Ureum kreatinin lebih meningkat
-
Anemia, Hipokalsemia, metabolik asidosis,
hyperkalsemia.
B.
Etiologi
Menurut penyebabnya penyakit ginjal dapat digolongkan dalam dua golongan
yaitu :
1.
penyakit ginjal primer
Disebabakan oleh ginjal itu sendiri, misalnya :
Glomekulonefkitis
2.
Penyakit Ginjal Sekunder
Sebagai
akibat penyakit diluar ginjal, misalnya ; DM, dan lain-lain.
Terjadinya gagal ginja kronik akibat dari ;
1.
infeksi yang berulang dan nefritis yang memburuk.
2.
Obstruksi saluran kemih.
3.
Obstruksi pembuluh darah dan akibat diabetes maupun
hypertensi yang lama.
4.
Scan pada jaringan ginjal sampai trauma langsung dari
ginjal.
Faktor-faktor pemburuk yang harus dideteksi pada GGK
yaitu :
a.
Infeksi traktus urinarius
b.
Obstruksi traktus urinarius.
c.
Hypertensi
d.
Gangguan Perfusi/aliran darah ginjal
e.
Gangguan elektrolit
f.
Pemakaian obat-obatan nefrotoksik.
D.
Manifestasi klinik
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan tanda dan
gejala keparahan. Tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal kondisi lain yang mendasari dan usia pasien.
Efek uremia terhadap
Biokimia
a.
Bun meningkat, creatinin meningkat
b.
Potassium meningkat kadang-kadang menurun selama
periode diuretik.
c.
Serum sodium meningkat, jika urine out put sedikit,
menurun jika urine output banyak.
d.
Serum kalium menurun karena phosphate meningkat.
e.
Serum magnesium meningkat pada oliguria, menurun pada
diuresis.
f.
Serum klorida menurun sampai nausea dan vomiting.
g.
Serum phosphate meningkat. Hubungan dengan phosphate
sedikit dieksresi ginjal.
h.
Serum sulfate meningkat pada uremia.
Gangguan Pada Sistem
1.
Gastrointestinal.
a.
Anoreksia, nausea, dan vomiting.
b.
Foeter uremia, stomatitis dan parotitis.
c.
Cegukan (Hiccup).
d.
Gastritis ekosif, ulkus peptik dan kolitis uremik.
2.
Hematologik
a.
Anemia normokrom
b.
Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia.
c.
Gangguan fungsi leokosit.
3.
Endokrin
a.
Puberitas terlambat
b.
Gangguan seksual Libido, Fertilitas dan ereksi menurun
pada laki-laki sedangkan pada perempuan timbul gangguan menstruasi, gangguan
ovulasi sampai amenorea.
c.
Gangguan toleransi glukosa.
d.
Gangguan metabolisme lemak
e.
Gangguan metabolisme vitamin D
4.
Integumen
a.
Kulit berwarna pucat dan kekuning-kuningan.
b.
Gatal-gatal dengan eksokoriasi
c.
Ekimosis akibat gangguan nematologik
d.
Urea frost
5.
Saraf dan Otot
a.
Restless leg syndrome
b.
Burning feet syndrome
c.
Ensefalodati metabolik
d.
Miopati
6.
Sistem Kardivaskuler
a.
Hypertensi
b.
Nyeri dada dan sesak napas
c.
Gangguan irama jantung
d.
Edema.
7.
Gangguan Sistem lain
a.
Tulang : Osteodistrofi Renal
b.
Asam basa : asidosis metabolik
c.
Elektrolit : hipokalsemia, hiperfosfatemia.
Hiperkalemia..
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Penunjang Pada GGK
a. Radiologi - Pemeriksaan
Radiologi Jantung
b. Foto
polos abdomen - Pemeriksaan
Radiologi Paru
c. Pielografi
Intravena (PIV) - Pemeriksaan
Pielografi Ketrograp
d. USG - Biopsi
Ginjal
e. Kenogram - Pemeriksaan
laboratorium.
f. Pemeriksaan
Radiologi tulang
F.
Komplikasi
Komplikasi
potensial gagal ginjal kronis yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam
perwatan mencakup ;
1.
Hiperkolemia akibat penurunana ekskresi asidos
metabolik, katabolisme dan masukkan diet berlebihan.
2.
Peridarkitis, ekusi perikardial, dan tamponade jantung
akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuad.
3.
Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta
malfungsi sistem renin-angiotensin-aldosteron.
4.
anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang
usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin,
dan kehilangan darah selama hemodalisis
5.
Penyakit tulang
kalsifikasi metastatik akibat retensi fostat, kadar kalsium serum yang rendah
metabolisme vit. D abnormal, dan peningkatan kadar aluminium.
G.
Penatalaksanaan
Tujuan pentalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi dan homeostatis
selama mungkin. Komplikasi dapat dicegah atau dihambat dengan pemberian
antihipertensif, eritropoetin, suplemen besi, agens pengikat fosfat, dan
suplemen kalsium, pasien juga perlu penanganan dialisis yang adekuad untuk
menurunkan kadar produk sampah uremik dalam darah.
1. Intervensi
diet
Pengetahuan yang
cermat terhadap masukan protein, masukan cairan natrium, dan pembatasan kalium.
2. Hipertensi
ditangani dengan berbagai medikasi antihipertensif.
3. Hiperkolemia
biasanya dicegah dengan penanganan dialisis yang adekuat disertai pengambilan
kalium pada seluruh medikasi okal maupun intra vena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar